Wednesday, March 25, 2015

[CERPEN] A Short (Love) Story in London


Ah, London! Kota yang ku kenal... Dalam ingatan ku Kota London tidak pernah secerah ini.  Hampir 5 tahun sejak kunjungan ku yang pertama, saat itu aku tiba pada akhir Desember dan tinggal hingga awal Maret, tepat 3 bulan masa magang ku. Aku bahkan merasakan butiran salju pertama yang turun disini. Berbeda dengan kunjungan ku yang kedua, Kali ini musim semi masih berlangsung hingga 2 bulan kedepan.





Aku akan tinggal di London selama 2 tahun, mungkin lebih. Sandy sendiri yang memintaku bekerjasama dengannya. Tak kusangka, Seorang Sandy menyukai desain kostum ku untuk pertunjukan teater  di Jakarta. “Your creativity will be needed in this industry. Spread your wings, hope to meet you soon in UK!” Kata-katanya cukup membuat ku melompat-lompat seperti orang gila. Benar sekali, CREATIVITY IS GREAT!

I'll pick you up at 09.00 tomorrow morning, Miss Lune.Kata Liam, supir dari Costumi d'Arte setelah mengantar barang bawaan ku sampai ke lobby hotel.

Sunny, kakak perempuan ku pernah berkata, Jika aku memiliki aksen British aku tidak akan pernah diam. Beruntung dia tidak memilikinya, tanpa aksen British pun dia sudah sangat cerewet. Tapi dia tidak salah juga, aku cinta aksen British. Apalagi aksen yang dimiliki Alfie.

Tiba-tiba gambaran wajahnya ada dimana-mana. Alfie memiliki mata berwarna biru dan hijau. Jika kau memandangnya cukup lama kau dapat melihat alam semesta dimatanya. Dia adalah sosok pria yang tak mudah dilupakan.


Terlalu banyak kenangan bersama Alfie di kota ini. Aku masih ingat ketika kami berjalan menyusuri Hyde Park, tangan kirinya merangkul pundakku selagi tangan kanannya memegang payung. Orang-orang pasti mengira kami adalah pasangan kekasih. Anehnya, aku tidak pernah merasa senyaman ini.

Aku tahu Alfie sedang berada di London juga, aku sempat melihat foto-foto di instagram-nya semenit yang lalu. Walaupun kami tidak saling follow, aku tidak pernah melewatkan foto-foto yang diunggahnya di instagram. Tak diragukan lagi, selama 5 tahun terakhir karir Alfie semakin menanjak dan tak satu pun film yang dibintanginya terlewatkan oleh ku. Aku memang iri, tapi aku juga bahagia untuknya.

Selagi aku melangkah masuk ke kamar hotel, ponsel ku berdering. Sang penggirim pesan cukup membuat ku terkejut.

Oooh Lune, aku baru tahu kau datang. Tak sabar untuk segera bertemu.
-Alfie-

Aku tersenyum, dalam hati aku kegirangan. Sang aktor beken masih mengingatku. Dan apakah aku tidak salah baca kalimat terakhir di pesannya. Oh Tuhan, semoga pesan ini bukan dari Sunny yang sedang mengerjaiku. Aku selalu menceritakan tentang Alfie kepada Sunny. Tapi tujuan ku ke sini bukanlah untuk bertemu dengannya, aku kesini untuk mewujudkan mimpi ku.

Desember 2007

Aku selalu bercita-cita menjadi bagian dalam industri kreatif perfilman. Setelah lulus dari sekolah tata busana di Jakarta, aku diterima magang selama 3 bulan sebagai dressing girl di bagian Costume Atelier untuk film The Young Victoria yang akan shooting di beberapa tempat di UK. Costume designer untuk film ini adalah Sandy Powell, costume designer British pujaan ku.

Hari ketiga, kami shooting di Old Royal Naval College, salah satu situs warisan dunia yang ada di Greenwich, London. Kubayangkan adegan-adegan dramatis dalam film Sherlock Holmes, James Bond sampai The King Speech yang juga mengambil lokasi syuting di sini. Di dalamnya terdapat lukisan karya Sir James Thornhill dengan luas 3.700 m2  yang tersebar di dinding hingga atap bangunan. Bulu kuduk ku sampai berdiri saking megahnya.

Di hari itu aku bertemu dengan Alfie. Alfie adalah salah satu figuran yang aku urusi pakaiannya dan orang British pertama yang menjadi sahabat ku. Alfie adalah lelaki dengan sejuta cerita. Ketika Alfie bercanda bersama para figuran lain. Aku selalu ikut tertawa terbahak-bahak. Lawakan British memang paling lucu.

Alfie hanya dijadwalkan syuting selama 3 hari. Tapi semua berubah, ketika sang sutradara mengamuk karena pemeran pembantunya tidak bisa berakting sama sekali. Lalu diadakan casting mendadak dan Alfie pun terpilih. Saat itu, bisa dibilang justru aku yang bahagia.



Di minggu terakhir masa magang, Alfie menemani ku berkeliling Kota London. Selama syuting aku memang belum sempat jalan-jalan selain ke lokasi syuting. Karena Alfie, aku tidak membutuhkan peta ataupun buku petunjuk. Alfie sudah 23 tahun tinggal disini, dia tahu segala sesuatu tentang London.

Di dalam London Eye kami berbagi impian kami. Aku ingin menjadi Costume Designer kreatif seperti Sandy Powell dan Alfie ingin menjadi aktor hebat seperti Daniel Day-Lewis. Latar Kota London yang terlihat seperti miniature menjadi saksinya.

Alfie pernah berkata bahwa aku adalah gadis idamannya. Aku tidak banyak bicara dan aku selalu tertawa pada setiap lawakannya. Dia pikir aku adalah gadis yang pintar tapi tidak sombong. Di hari terakhir, tepat sebelum kami berpisah, dia mengucapkan kalimat yang masih menghantui ku sampai saat ini “I just realized, I was very happy with you and I know you too. Will you be my girlfriend? Wait… don’t answer now. Think about it and call me!”

Sudah 5 tahun aku tidak pernah menghubunginya, begitupun dia. Aku tidak pernah percaya pada hubungan jarak jauh. Mungkin aku hanyalah pengecut yang tak berani mencobanya. Oh, Alfie… Aku ragu kita bisa berteman seperti dulu, aku menyesal kau telah mengucapkan kalimat magis itu.

Di Indonesia, aku memulai karir ku sebagai costume designer untuk film maupun pentas seni teater dalam negeri. Sedangkan Alfie telah membintangi 5 film layar lebar yang tayang di seluruh dunia. Akting-nya dalan film The Young Victorian jelas awal dari semua itu.

Saat ini.

Tink tonk, bel kamar hotel ku berbunyi. Mungkin hanya bell boy yang ingin mengantarkan handuk. Aku tidak sedang menanti siapapun.

Ketika aku membuka pintu, di luar dugaan ku. Aku menemukan 3 hal yang paling aku cintai di dunia ini. Mereka adalah nampan yang penuh dengan Yorkshire Pudding, sebotol wine Balfour Brut Rose dan pria yang membawanya… Alfie.


“I still remember your favorite dishes.” Kata Alfie dengan aksen British yang paling aku rindukan.

Saat mata kami bertemu, aku sadar bahwa kami masih memiliki kesempatan untuk memulai kembali kisah kami. Di sini, di London, cinta kami bersemi.

SELESAI

#CreativityIsGreat #IGoToUK

The mother of dragons, Daenerys Targaryen. Walaupun terus menerus diremehkan oleh musuh-musuhnya, Dany telah berhasil memerdekakan ribuan budak. Keputusan bijak yang diambilnya selalu tak terduga dan juga Dany tidak angkuh kepada non-Westeros. Tidak seperti karakter lain, Dany memiliki klaim yang cukup bagus untuk menjadi Ratu yang sah dari Tujuh Kerajaan.

Hope you enjoy...



11 comments:

  1. Asik, udah jadi cerpennya! Semoga menang ya, Cantik! Penasaran sama kelanjutan ceritanya, semoga ada part. 2 nya yaps!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi, iya niiih... Makasih yaaa kakak cantik sudah berkunjung baca cerpen ku :D Maunya sih dilanjutin...

      Delete
  2. Ini lomba cerpen yang hadiahnya ke Inggris itu ya? Lumayan kok untuk cerpen pertama, animasinya juga bagus. Best of luck dek!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, beneeer!!! Makasih udah mau kasih tanggapan >.<

      Delete
  3. Kak irrrrrr!!!!! Simple tapi keren banget😍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasiiih adik kelas :) udah mau baca cerpen aku hehe, jangan bosen-bosen mampir :p

      Delete
  4. Cerpen mu renyah mbak :) :) aku suka :) :) tapi penasaran sama tampangnya si alfie, di cerpen mu cuma siluet saja, penasaran mau lihat mata biru & hijau nya. Ihiiiy :p

    ReplyDelete
  5. Cerpen pertama mu beneran dek??? Kok bagus :) Lanjutkan!!! Aku baca sampai abis ^^ Untuk cerita kayaknya terlalu singkat untuk tema cinta kayak gini, bisa ditambahi beberapa adegan tuh.. kayak pas di London 5 tahun yang lalu kira-kira apa yang bikin mereka saling suka sama suka.. gituuu. Hanya masukan sih :) hehe

    ReplyDelete
  6. Keren ra, karena penasaran jadinya sampai baca di tengah jam kuliah. Bikin lagi yang bagus ra :)

    ReplyDelete
  7. Bagus ko ^^ suasananya juga dapet...
    Semoga menang ya...halan-halann...\m/

    ReplyDelete
  8. hoalah, mbak..mbak.. cuma cerpen toh.. copet deh, kirain story about ur life?? hehehe

    ReplyDelete